sintesis aspirin
Oleh egyitb
ESTERIFIKASI FENOL : Sintesis Aspirin
I. Tujuan Percobaan
- Mensintesis aspirin dan menentukan rendemen aspirin yang didapat
- Mengidentifikasi aspirin dengan melakukan uji reaksi pengompleksan dengan FeCl3
- Menentukan titik leleh aspirin
- Menentukan kadar aspirin dalam tablet aspirin komersial
II. Data Pengamatan
1. Pembuatan Aspirin
Kristal yang didapat
Massa kristal yang didapat = 2,1 gram
2. Uji Aspirin
2.1 Uji reaksi pengkompleksan dengan FeCl3
Asam Salisilat, My aspirin dan Aspirin komersil
(dari kiri ke kanan berturut-turut) Setelah di uji dengan FeCl3
Keterangan
1. Asam salisilat ketika di tambah dengan FeCl3 memberikan warna ungu pekat
2. My aspirin ketika di tambah dengan FeCl3 memberikan warna ungu tetapi terdapat
warna coklat juga (warna ungu lebih dominan daripada coklat)
3. Aspirin ketika di tambah dengan FeCl3 memberikan warna coklat
2.2 Penentuan titik leleh aspirin
Trayek titik leleh yang didapat adalah 138oC – 144oC
2.3 Analisis kandungan aspirin dalam tablet
Titrasi 1 didapat volume NaOH sebesar 25,5 ml
Titrasi 2 didapat volume NaOH sebesar 25,3 ml
III. Perhitungan
1. Pembuatan aspirin
Perhitungan massa aspirin secara teoritis :
Massa asam salisilat yang digunakan = 1,4 gram
Volume anhidrida asetat yang digunakan = 4 ml ( massa jenis = 1,080 gr/ml)
Mol asam salisilat = 1,4 gram / 138
= 0,010144 mol
Gram anhidrida asetat = massa jenis x volume
= 1,080 gr/ml x 4 ml
= 4,32 gram
Mol anhidrida asetat = 4,32 / 102
= 0,04235 mol
Berdasarkan reaksi mol aspirin = mol asam salisilat = 0,010144 mol
Jadi massa aspirin teoritis adalah = 0,010144 mol x 180 = 1,8261 gram
Dalam percobaan ini kami mendapatkan kristal dengan berat sebesar 2,1 gram
% rendemen = 114,99 %
2. Uji Aspirin
2.1 Uji reaksi pengkompleksan dengan FeCl3
Tidak ada perhitungan
2.2 Penentuan Titik leleh aspirin
Trayek titik leleh yang didapat adalah 138oC – 144oC
Jadi titik leleh aspirin = 141oC
2.3 Analisis kandungan aspirin dalam tablet
Reaksi :
C9H8O4 + NaOH à C9H7O4Na + H2O
Volume NaOH yang digunakan untuk titrasi = = 25,4 ml
Mol NaOH = M x V = 0,1 x 25,4 = 2,54 mmol
Mol NaOH = Mol Aspirin dalam tablet = 2,54 mmol
Massa aspirin = 2,54 mmol x 180 = 457,2 mg = 0,4572 gram
Menurut FDA, massa aspirin dalam tablet minimal adalah 5 grain ( 1 grain = 0,0648 gram)
Jadi menurut FDA massa aspirin dalam tablet minimal = 5 x 0,0648 = 0,324 gram
IV. Pembahasan
1. Pembuatan aspirin
Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam
karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan salisilat ester yang dapat
disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH).
Tetapi dalam praktikum ini digunakan anhidrida asam asetat karena anhidrida asam asetat lebih reaktif
dibandingkan asam asetat, kelebihreaktifan anhidrida asam asetat ini disebabkan oleh struktur anhidrida asam
asetat telah kehilangan 1 atom hidrogen sehingga atom karbon tempat hidrogen melekat menjadi lebih
elektropositif. Dalam sintesis ini juga ditambahkan H3PO4 , hal ini bermaksud agar reaksi esterifikasi berjalan
dengan baik dan cepat karena H3PO4 bertindak sebagai katalis dan pemberi suasana asam.
Reaksi umum yang terjadi :
Asam salisilat + anhidrida ——- as. Asetat + aspirin
Pada percobaan ini, labu erlenmeyer yang berisi campuran antara asam salisilat dan anhidrida asam asetat
dengan asam fosfat sebagai katalis / pemberi suasana asam dimasukkan kedalam penangas air untuk
mempercepat proses pelarutan asam salisilat kedalam anhidrida asam asetat sehingga pembentukan aspirin
menjadi lebih cepat. Setelah itu labu erlenmeyer dikeluarkan dari penangas dan ditambahkan aqua dm yang
bertujuan untuk melarutkan asam salisilat sebagai bahan baku pembentukan aspirin karena adanya ikatan
hidrogen yang terbentuk antara gugus -OH dengan air, sekaligus menghentikan reaksi karena air akan
menghidrolisis anhidrida asam asetat menjadi 2 molekul asam asetat. Lalu pemberian es batu juga bertujuan
untuk mempercepat pembentukan kristal karena kelarutan aspirin dalam suhu yang rendah itu kecil. Selanjutnya
dilakukan proses kristalisasi dengan corong buchner. Setelah di dapatkan kristal , lalu di lakukan rekristalisasi
yang bertujuan untuk memperoleh kristal yang lebih murni. Dengan menambahkan etanol, kristal hasil
kristalisasi akan melarut dengan mudah dan kristal akan terpisah dengan air dan diperoleh kristal yang lebih
murni dengan jumlah zat pengotor yang diminimalkan.
Dalam percobaan ini didapatkan rendemen 114,99 %. Hal ini mungkin karena kristal yang didapat bukan
murni kristal aspirin melainkan campuran kristal aspirin dengan kristal asam salisilat. Pada waktu kristal kami di
taruh ke kertas saring untuk dilakukan penimbangan, pada kertas saringnya terdapat air yang meresap ke kertas
saring tersebut. Sehingga mungkin juga rendemen yang besar ini disebabkan karena adanya air yang terserap
pada kertas saring untuk penimbangan, sehingga membuat berat kristal menjadi lebih berat.
2. Uji Aspirin
2.1 Uji reaksi pengkompleksan dengan FeCl3
Uji ini digunakan untuk menguji apakah kristal yang kita dapat itu murni kristal aspirin atau tidak.
Sebelum ditambahkan FeCl3 , ditambahkan terlebih dahulu aqua dm yang bertujuan untuk melarutkan
sampel. Namun sampel tidak larut ke dalam aqua dm nya, hal ini wajar karena asam salisilat dan aspirin
kurang larut dalam volume air yang kecil. Setelah itu ditambahkan FeCl3 kedalam campuran untuk diuji.
Asam salisilat membentuk kompleks berwarna ungu dengan penambahan FeCl3 ini.
Kompleks ungu ini hanya bisa terjadi antara asam salisilat dengan FeCl3 karena dalam molekul asam
salisilat, atom O (nukleofil) dalam gugus OH akan menyerang atom Fe dengan melepaskan atom H nya untuk
membentuk ikatan O-FeCl2. Aspirin tidak membentuk kompleks berwarna ungu dengan uji ini karena
struktur aspirin tidak memiliki gugus OH. Dalam penagamatan kami, my aspirin berwarna coklat dengan
warna ungu yang sangat lebih dominan. Hal ini menandakan kristal yang kami dapat sebagian besar adalah
kristal asam salisilat. Faktor yang menyebabkan kristal aspirin yang didapat sedikit adalah reaksi yang
terjadi antara asam salisilat dengan anhidrida asam asetat kurang sempurna.
2.2 Penentuan titik leleh aspirin
Menentukan titik leleh suatu kristal merupakan cara yang di gunakan untuk menguji kemurnian suatu
kristal tersebut. Jika zat padat dipanasakan, zat padat akan meleleh. Suatu zat padat mempunyai struktur
kisi yang teratur dan diikat oleh gaya gravitasi dan elektrostatik. Bila zat padat dipanaskan, energi kinetik
dari molekul kristal akan naik dan molekul akan bergetar yang akhirnya pada titik lelehnya, kristal akan
meleleh.
Dalam percobaan ini, kami menguji titik leleh kristal aspirin yang kami dapat dengan menentukan titik
leleh nya dan didapat titik leleh kristal aspirin kami adalah 141oC. Titk leleh ini berbeda dengan titik leleh
literatur yaitu 136oC. Hal ini karena didalam kristal terdapat zat pengotor yang mengganggu struktur kisi
kristal sehingga membuat trayek titik leleh menjadi besar dan titik leleh menjadi tidak sama dengan
literatur, dalam hal ini zat pengotor nya adalah kristal asam salisilat. Hal lain yang menyebabkan perbedaan
titik leleh ini adalah pada saat pengisian pipa kapiler pada melting block. Menurut literatur, kristal yang
diperlukan untuk mengisi pipa kapiler adalah sekitar 0,5 cm tinggi pipa kapiler tersebut. Jadi kristal yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit membuat perbedaan titik leleh tersebut.
2.3 Analisis kandungan aspirin dalam Tablet aspirin komersial
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kadar aspirin dalam suatu tablet aspirin. Sebelum titrasi tablet
dihancurkan dan ditambahkan etanol yang berfungsi untuk melarutkan aspirin yang terkandung didalam
tablet (kelarutan aspirin dalam etanol lebih baik dari pada kelarutan aspirin dalam air).
Titrasi ini merupakan titrasi asam basa dengan peniternya adalah NaOH 0,1 M dan indikatornya
adalah fenolftalein. Fenolftalein tidak dapat larut dalam air tapi dapat larut dalam etanol, sehingga
penambahan fenolftalein di lakukan setelah melarutkan asam salisilat dengan etanol dan sebelum
penambahan air.
Dalam percobaan ini kami mendapatkan kadar aspirin dalam tablet aspirin komersial sebesar 0,4572
gram. Sedangkan menurut FDA kadar aspirin dalam tablet minimal adalah 0,324 gram. Hal ini berarti tablet
aspirin komersial yang kami uji sudah melebihi standar FDA namun massa aspirin yang kami dapat terlalu
melebihi standar FDA dengan kata lain tablet kami memiliki dosis aspirin yang jauh lebih tinggi dari standar.
V. Kesimpulan
- Rendemen dari kristal yang kami dapat adalah 114,99 %.
- Kristal yang kami dapat ketika diuji dengan FeCl3 memberikan warna ungu yang lebih dominan daripada warna coklat. Hal ini menandakan bahwa kristal yang kami dapat tidak murni kristal aspirin, melainkan campuran antara kristal aspirin dengan kristal asam salisilat.
- Titik leleh kristal yang didapat adalah 141oC. Hal ini berbeda dengan literatur, karena kristal yang kami dapat tidak sepenuhnya kristal aspirin.
- Kadar aspirin dalam tablet aspirin komersial adalah 0,4572 gram. Jumlah aspirin ini sudah memenuhi standar FDA (minimal 0,324 gram), namun jumlah aspirin ini terlalu jauh lebih besar dari standar sehingga tablet aspirin komersial ini kurang layak dipakai.
VI. Daftar Pustaka
- Baysinger, Grace.Et all. 2004. CRC Handbook Of Chemistry and Physics. 85th ed. (hal : 132)
- http://www.aspirin-foundation.com/what/chemistry.html tgl akses = 25 november 2009
- Panduan Praktikum Kimia Organik Farmasi
HADEEEHHHHH... TAPI KOK SAMA SEPERTI BLOG WORDPRESS Egytb's Blog
BalasHapus